Wednesday, January 25, 2017

Pot Hidroponik Dari Botol Bekas Air Mineral - Tahap 2

Pot Hidroponik



Selamat datang kembali, kali ini saya akan langsung menjelaskan tentang cara merangkai paralon paralon tersebut menjadi satu rangkaian dasar pot hidroponik.(tentang bahan dan skema pot lihat postingan tahap 1)

Siapkan Botol Pot

Namun sebelumnya perlu disiapkan botol bekas air mineral sebanyak 13 buah dan kita potong kira-kira 15cm dari mulut botol, seperti pada gambar berikut :

Potong botol jadi 2 bagian
Selanjutnya kita siapkan paralon 4cm sebanyak 13 buah, digunakan untuk menyambungkan mulut botol dengan sambungan paralon T/ L.

Cara menyambung paralon dengan mulut botol dengan api kecil
Pasangkan dahulu paralon 4cm tersebut ke dalam mulut botol, apabila paralon tidak bisa masuk ke dalam mulut botol, dapat dilunakkan dahulu di atas api kecil, lalu coba pasangkan paralon perlahan-lahan sambil berputar masuk.

Pasang Rangkaian Dasar Paralon

Siapkan paralon dipotong sesuai ukuran pada gambar :

Bagian-bagian dari rangkaian dasar

Pasang per bagian dengan lem paralon, namun diingat sebelum memasang paralon ke sambungan T/ L perlu digosok terlebih dahulu dengan amplas pada bagian luarnya dan di bagian dalam sambungan T/ L juga perlu di amplas, bersihkan dengan lap setelahnya agar kotoran tidak ikut menempel sebelum diberi lem.

INGAT !
Moncong paralon T maupun L yang nantinya sebagai pijakan botol haruslah searah menghadap ke atas, jangan geser ke kiri atau kanan yang mengakibatkan pot hidroponik nantinya juga bisa miring ke kiri atau kanan.
Agar dapat searah setelah diberi lem, maka setiap memasang satu bagian harus di tekan ke lantai dengan posisi rangkaian menghadap ke bawah, seperti pada gambar :

Setiap diberi lem perbagian harus ditekan dengan posisi mengarah ke bawah
Setelah semua sambungan terpasang, maka tinggal memasang pot-pot botol air mineral yang tadi sudah disambungkan ke paralon penghubung.

Pasang Botol ke Rangkaian

Siapkan botol yang telah disambungkan ke paralon dengan api kecil tadi, dan beri lem paralon di bagian paralon penghubungnya. Sambungkan botol dengan rangkaian dasar pot seperti pada gambar berikut :

Pot botol siap dipasangkan ke dalam rangkaian
Setelah semua pot botol tersebut dipasangkan (rapat/ kencang), maka hasilnya akan seperti gambar di bawah ini :

Rangkaian Pot Hidroponik siap digunakan
Nah, gampang ternyata...Sobat pasti bisa membuatnya.
Sekarang tinggal menunggu kurang lebih 30 menit untuk memastikan lem paralon yang terpasang sudah kering dan siap diuji coba.
Isikan salah satu pot di atas dengan air bersih hingga ketinggian air tampak setengah dari pot tersebut. Lalu ambil botol air mineral (utuh), isi dengan air penuh dan masukkan/ tancapkan mulut botol ke dalam salah satu pot.
Maka air di dalam botol tidak langsung habis. Tunggu 1 hingga 2 jam, pastikan airnya tidak berkurang. Jika berkurang maka kemungkinan sambungan lem rangkaian ada yang bocor. Silahkan periksa dengan teliti agar tidak menyesal di kemudian hari...

Cara Penggunaan

Penggunaan Pot Hidroponik

Seperti gambar di atas, pot di bagian tengah diisi dengan botol yang sudah diisi nutrisi hidroponik. Masing-masing pot diisi dengan gelas air mineral (net pot) yang sudah dilubangi bagian bawahnya (tempat akar keluar). Jangan lupa, isikan gelas mineral tersebut dengan media tanam hidroponik (misal : pasir/ pecahan batu bata/ kerikil/ sekam bakar dll).

Oke ...., dah siap ditanami sayuran hidroponiknya

Tentang apa nutrisinya, sayuran apa yang bagus, atau media tanam apa yang dipakai, akan saya bahas di posting selanjutnya. Yang penting Pot hidroponik buatan sendiri di atas dipraktekkan dahulu oleh sobat semua.

Selamat mencoba.

Tuesday, January 24, 2017

Pot Hidroponik Dari Botol Bekas Air Mineral - Tahap 1

 

Sudah lama saya tidak nongol di blog ini, karena beberapa kesibukan dan proyek offline yang saya tangani khususnya menyangkut hidroponik. Untuk itu pada saat ini ada kesempatan, saya manfaatkan untuk menampilkan cara pembuatan Pot Hidroponik dari Botol Bekas Air Mineral.

Pertama, kita tahu bahwa botol bekas air mineral di sekitar rumah kita ataupun di lingkungan kita dewasa ini sudah terlalu banyak, bahkan menjurus pada pencemaran lingkungan karena dibuang sembarangan atau bahkan dibakar. Untuk itu alangkah baiknya kita manfaatkan dan dapat bernilai ekonomis sekalian menyalurkan hobi bercocok tanam secara hidroponik.

Rencananya, saya akan tunjukkan bagaimana membuat rangkaian pot hidroponik karya sendiri seperti ini :

Rangkaian Pot Hidroponik isi 8 dengan satu botol refill

Tapi jujur saja, yang isi 8 di atas kurang bagus, jadi saya tambahi 4 jadi isi 12. Spesial untuk sobat semua yang berminat coba-coba ataupun konsen dengan hidroponik yang murah dan praktis.


Bahan dan Peralatan

Botol bekas air mineral - 13 buah
Paralon 3/4 - 175cm
Sambungan Paralon T 3/4 - 11 buah
Sambungan Paralon L 3/4 - 4 buah
Lem Paralon
Gergaji besi
Cutter
Amplas & Lap kain

Skema rangkaian Pot Hidroponik

Bagian-bagian rangkaian



Oke, sampai disini jelas ?, santai saja. Besok saya sambung lagi dengan Tahap 2 yaitu merangkai semua bagian menjadi satu kesatuan pot hidroponik praktis.

So, stay tune....


Saturday, February 21, 2015

Pot Hidroponik Botol Bekas

Hidroponik Sistem Sumbu

  Pot Hidroponik Sistem Pasang Surut Dengan Auto Watering System

  Pot Pasang Surut Yang Sudah Ditanami


Foto pot hidroponik lain sedang dalam proses.
Semua orang bisa buat.


Tuesday, February 3, 2015

Resep Pupuk Organik Cair Buatan Sendiri

Sudah lama saya mengenal pupuk organik, pupuk buatan dari bahan-bahan alami seperti buah-buahan, daun-daun kering, kotoran hewan, bangkai hewan, urine dsb. Semua limbah itu dikomposkan menggunakan mikro organisme sampai satu bulan lalu dipakai untuk memupuk tanaman. Tetapi untuk membuatnya mungkin agak repot, harus cari tempat untuk pengkomposan, cari kotoran hewan, ada kalanya jijik, gatal-gatal wah pokoknya repot.

Kemudian terpikirkan untuk membuat yang simpel saja, dari buah-buahan busuk (tidak termakan) lalu menggunakan media air dan gula jawa untuk fermentasi, maka jadilah pupuk organik cair. Dan hasilnya lumayan bagus, baunya harum seperti tapai, jika diaplikasikan pada tanaman juga berhasil asal tidak kebanyakan.

Adapun resep pupuk organik cair yang saya buat berupa : 1 ons tapai singkong, nasi basi, 1 kg bonggol pisang, 1 buah pepaya matang, 1 liter air cucian beras,  0,25 liter air gula/ tetes tebu/ air gula merah dan sisanya air bersih,

Cara membuatnya cukup mudah, sediakan jirigen 5 literan untuk wadah, semua bahan padat dicampur, jangan lupa sambil diremas-remas atau ditumbuk sampai rata. Khusus bonggol pisang dipotong-potong atau dicacah dahulu. Setelah semua bahan tercampur, masukkan ke dalam jirigen dan diberi air cucian beras dan air gula. Sisanya tambahkan air sampai penuh jirigennya. Setelah itu jirigen dikocok-kocok supaya semua bahan tercampur.Terakhir tutup jirigen tetapi jangan rapat-rapat karena fermentasi akan menghasilkan gas.

Sekarang  tinggal tunggu hasilnya, jangan lupa tiap hari ditengok, biasanya endapan ada di bawah dan atas jirigen. Tiap hari cukup dikocok atau diaduk biar tercampur kembali. Tunggu 7 hari baru pupuk itu jadi dan baunya tidak busuk melainkan seperti bau tapai. Kalau sudah jadi tinggal disaring menggunakan kain bersih dan airnya disimpan dalam botol yang bersih. Pupuk organik cair siap digunakan.

Lalu residu atau ampasnya buat apa? Daripada dibuang, ampas itupun juga dapat digunakan sebagai pupuk organik padat dan dapat ditanam di sekitar tanaman kita. Sedangkan pemupukan dengan pupuk cair dapat dilakukan dengan mencampurkan 3-4 tutup botol pupuk cair ke dalam 1 ember air dan disiramkan di sekitar tanaman. Dapat juga disemprotkan pada daun bagian bawah sekaligus sebagai anti hama.

Demikian pengalaman membuat pupuk organik cair saya, sampai sekarang masih saya pakai untuk tanaman khususnya sayuran hidroponik di rumah. Selamat mencoba sendiri.


Sunday, January 18, 2015

Kita Di Rumah Juga Bisa


Melihat hijaunya tanaman khususnya sayuran menghijau di tengah ladang membuat hati kita sejuk dan damai ketika melihatnya. Suatu pemandangan yang indah apalagi jika kita ada di tengah-temgahnya. 

Dari imajinasi itulah kemudian saya berkeinginan untuk membawa suasana hijau perkebunan sayur tersebut di rumah. Namun sayangnya, impian tanaman hijau itupun pupus ketika melihat kondisi rumah saya yang sempit, tidak ada tanah kosong, di tengah-tengah perkampungan yang lumayan padat, belum lagi kulit saya memiliki alergi terhadap tanah dan nyamuk kebun (yang ini agak lebai). 

Lalu saya berfikir, rumah tidak punya pekarangan, letak tidak strategis, alergi, maka kemudian saya cari info tentang bercocok tanam tanpa tanah, tidak memakai pupuk kimia atau kotoran hewan dan bisa menggunakan ruangan/ space yang sempit. Akhirnya saya bertemu dengan hydroponic dan menggunakan botol air mineral bekas maupun ember, sedangkan pupuknya menggunakan pupuk cair dari tanaman atau buah.

Wow!, akhirnya saya mulai hunting botol bekas dan menyiapkan segala sesuatunya yang kebetulan juga dikasih orang (he he he) dan jadilah pot-pot hidroponik dari botol bekas. Sedangkan pupuknya saya buat sendiri dari fermentasi tapai, buah pepaya matang, nasi, dll.

Saat ini sudah satu bulan saya eksperimen, tanaman hijau telah tumbuh dan menghiasi teras depan rumah. Suasana hijau perkebunan sayurpun semakin lama semakin tampak di rumah. Hati senang walau minim pengalaman namun saya yakin andapun bisa karena orang bodo kayak saya saja bisa membuatnya.

Selamat mencoba...